Rabu, 25 Oktober 2017

ES JENANG KEMARAU


   Haiiii gaes, musim kemarau mulai tiba. Rasanya kerongkongan ini semakin gampang haus saja. Terik matahari kian menyengat. Di dalam terasa gerah. Apalagi di luar ruangan. Makin tersengat saja. Karenanya wajar bila orang lantas ingin mencari kesegaran atau yang dingin-dingin. Entah itu ruangan ber-AC atau sekedar minuman dingin yng menyegarkan seperti segelas es. Lantas pengin es yang seperti apa, nih ? Es jeruk atau es the rasanya sudah biasanya. Minuman botol di lemari es juga sudah biasa.

Tapi kalau es dengan rasa tradisional mungkin belum semua orang mau merasakannya. Mau coba es jenang ? Es jenang yang satu ini tidak biasanya. Beberapa pedagang es hanya menyajikan es jenang dengan satu atau dua macam jenang saja. Tapi es jenang buatan Pak Yoyok ini terdiri dari lima jenis jenang. Ada jenang sumsum, bubur mutiara, jenang ketan ireng, dawet dan jenang gendul. Ditambah santan dan juruh alias gula kelapa. Ehm… tak perlu repot-repot memasak untuk merasakan berbagai jenis jenang. Semua itu bisa ditemui dalam satu mangkok.

Mbak nanik sang penjual menuturkan es jenang campur menjadi favorit pelanggannya. Mbak Nanik yang notabene adalah adik Pak Yoyok, mengakui es jenangnya memang belum ada yang menyamai. Meski sebenarnya, Mbak Nanik juga tak menolak bila pelanggannya menginginkan satu jenis es jenang saja. Seperti es jenang gendul saja atau es jenang ketan ireng atau es dawet saja.
Anda pun tak perlu susah menemukan es jenang ini. Karna mbak Nanik berjualan di pasar Pahing jalan cokrominoto 
Es jenang ala mbak Nanik ini bisa dinikmati kapan saja dan oleh siapa saja. Kenikmatan kuliner yang satu ini memang khas. Rasanya segar, enak dan memang nikmat.Apalagi pas kerongkongan benar- benar terasa kering. Pelepas dahaga yang menyehatkan dan bergizi pula.Es jenang ini memang asli buatan Mbak Nanik.  Pak Yoyok hanya membuatkan jenang-jenang tersebut berikut santan dan gula kelapanya. Dalam satu hari, Pak Yoyok harus membuat resep untuk tiga lokasi dagangan sekaligus.
Oleh mbak Nanik dan saudara lainnya, jenang yang sudah jadi dibagi-bagi. ” Biasanya porsi untuk Pasar pahing lebih banyak. Karena di sana lebih banyak pelanggannya dan lebih cepat habisnya terang pasar pahing. Malah kalau masih ramai, bagian pasar pahing pun ikut dikirim ke Pasar Wage. Yang patut dicatat dari es jenang ini adalah jenangnya yang selalu baru setiap hari.” Tak pernah jenang disimpan, meski sisanya masih ada. Paling-paling hanya juruhnya saja. Dan itu tidak lebih dari dua hari sudah habis tegas mbak nanik. Jadi semua jenis jenang plus santan dan juruhnya selalu dibuat baru dan segar setiap harinya oleh Pak Yoyok di rumahnya di kawasan ngadisimo
Semangkok es jenang juga masih terjangkau harganya bagi masyarakat Nganjuk. Hanya Rp. 2.500 per mangkoknya. Begitu pula bila hanya memilih salah satu jenis jenang. Sama saja. Lokasinya yang strategis membuat es jenang in imudah ditemukan dan mudah pula dikenal. Geber yang menutupi rombongnya seperti yang ada di Gedung Juang dan perempatan Dhungdet, menjadi ciri khasnya. Banyak warga sekitar dan pegawai yang menjadi pelanggannya. Apalagi pas menjelang bulan puasa. Makin ramai pula. Menu ini memang pas sebagai minuman pembuka setelah seharian berpuasa. Jadi, tak perlu bingung mencari yang segar-segar. Tak ada salahnya bila Anda mencoba es jenang sebagai pelepas rasa haus. Bisa dinikmati di tempat atau dibawa pulang untuk keluarga di rumah
Sampai sini dulu ya gaes good bye,next jajanan pasar berikutnya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar